Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2012, 18:09 WIB

T:
Mbak Prita, suami saya memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan, dan kami ingin memiliki rumah dan mobil. Tabungan atau investasi apa yang cepat untuk merealisasikannya dalam waktu tujuh tahun? Terima kasih, Mbak. (Ummi Syamsiyah, 24)

J:
Untuk merencanakan dengan baik keinginan besar ini, pertama, hitunglah nilai rumah dan mobil yang ingin Anda beli. Jika Anda memang berniat membelinya dalam waktu tujuh tahun dari sekarang, Anda harus melakukan penyesuaian terhadap nilai inflasi.

Jika Anda berniat untuk membeli rumah atau mobil secara tunai, maka untuk durasi tujuh tahun, alternatif produk investasi yang dapat digunakan adalah Logam Mulia atau reksadana campuran yang agresif. Biasanya saya mentargetkan imbal hasil sebesar 15 persen per tahun, untuk dana yang saya tempatkan.

Dengan penghasilan Rp 10 juta, maka idealnya dana yang bisa disisihkan untuk kebutuhan membeli rumah dan mobil mungkin sebesar Rp 2 juta ya. Sehingga, jika Anda rajin menyisihkan Rp 2 juta untuk dibelikan produk investasi dengan asumsi hasil 15 persen per tahun, saldo investasi tujuh tahun lagi menjadi Rp 297 juta (nilai masa mendatang).

Nah, apakah rumah yang ingin dibeli seharga itu? Jika, tidak maka kita siapkan saja down payment, dan sisanya kita gunakan fasilitas pinjaman.

Khusus untuk rumah, Anda memiliki dua opsi yang bisa Anda gunakan, yaitu membeli lunas secara langsung atau membeli melalui KPR. Opsi KPR ini sering menjadi pilihan masyarakat mengingat harga rumah yang memang tak murah. Jika harus menunggu sampai Anda memiliki dana yang cukup untuk membeli sebuah rumah, rasanya akan lama sekali dananya akan terkumpul karena nilai rumah akan terus naik.

Untuk mengambil KPR, Anda sebaiknya memperhatikan dua hal berikut:
1. Berapa harga rumah yang mampu Anda beli?
Indikatornya adalah Anda memiliki dana minimal 20-30 persen dari harga beli rumah untuk dijadikan uang muka atau down payment (DP).

2.  Berapa nilai cicilan KPR yang mampu Anda bayar?
Indikatornya adalah Anda memiliki arus kas sebesar minimal 25 persen dari penghasilan rutin bulanan selama minimal 5 tahun ke depan, yang tidak digunakan untuk kebutuhan konsumsi rutin.

Sementara untuk mobil, jika Anda memang ingin menggunakannya sebagai aset konsumsi, saya lebih menyarankan Anda membelinya secara tunai. Mengapa? Pertama, mobil ini tidak dimaksudkan untuk menjadi aset produktif dan nilainya akan terus terdepresiasi seiring masa penggunaannya. Sehingga, rasanya akan rugi jika Anda membelinya secara kredit.

Kedua, berbicara mengenai kendaraan, masih ada alternatif lain yang bisa digunakan, yaitu transportasi umum. Namun, jika berbicara mengenai rumah, rasanya kita tidak akan menemukan adanya rumah umum, bukan?

Hal yang tak kalah penting adalah jika Anda masih memiliki utang kartu kredit, lunasi terlebih dahulu saldonya agar tak mengganggu implementasi rencana keuangan Anda. Selamat membeli rumah ya!

Live a Beautiful Life,
Prita Ghozie

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com